Desain Pemodelan Grafik


Sejarah Desain Grafik


Desain grafis telah bermetamorfosis menjadi salah satu kebutuhan primer dalam industri perekonomian dunia. Namun, tak banyak yang mengetahui jejak sejarah desain grafis. Berikut adalah rekaman jejak sejarah desain grafis yang menjadi cikal bakal perkembangan dunia modern saat ini.

Sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk lambang yang berwujud gambar (pictograph) dan tulisan (ideograph). Belum ada yang mengetahui secara pasti sejak kapan manusia mulai mengenal gambar sebagai media komunikasi. Pasalnya manusia primitif sudah menggunakan coretan gambar di dinding-dinding gua untuk menceritakan sesuatu. Lukisan prasejarah di dinding gua Lascaux, Perancis adalah salah satu contoh nyata peninggalan dari peradaban kuno.

Perkembangan sejarah desain grafis mulai berevolusi seiring dengan munculnya tulisan dan mesin cetak, yang dicetuskan oleh Johannes Gutenberg (1398-1468). Pada tahun 1447, beliau menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai desain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur (wine). Hal ini adalah revolusi produksi buku secara masal dengan biaya minim.

Henry Cole juga menjadi salah seorang yang paling berpengaruh dalam pendidikan desain di Inggris. Ia meyakinkan pemerintah tentang pentingnya desain, dalam sebuah jurnal yang berjudul “Journal of Design and Manufactures”. Dia juga menyelenggarakan “The Great Exhibition” sebagai perayaan atas munculnya teknologi industri modern dan desain bergaya Victoria.

Pada tahun 1456, mulai berkembang corak huruf (typography). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis dan tidak banyak icon. Selain itu, pada masa itu pula Gutenberg mencetak “Latin Bible” yang bekerjasama dengan Johannes Fust dan Peter Schoffer.

Perkembangan berikutnya ketika Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak lithography dengan memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Sebutan lithography diambil dari master cetak yang menggunakan media batu litho. Teknik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk blok-blok berukuran besar, yang memungkinkan diberlakukannya pemisahan warna. Masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster, yang dikenang sebagai “The Golden Age of The Poster”.

Tokoh-tokoh seni poster teknik lithography (1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan karya besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La Loie Fuller: Penari Fuller” (1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), dan “Enu des Sirenes” (1899). Tokoh-tokoh lainya adalah seperti Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene Grasset.

Dari tahun 1891 sampai 1896, Percetakan William Morris Kelmscott mempublikasikan buku karya desain grafis yang dibuat oleh gerakan Arts and Crafts, dengan metode desain baru yang lebih bagus dan elegan untuk dijual kepada kaum borjuis. Morris membuktikan adanya potensi pasar untuk produk-produk desain grafis. Morris juga memelopori pemisahan desain grafis dari seni rupa. Karya-karya Morris dan karya dari pergerakan Private Press secara langsung mempengaruhi Art Nouveau, dan secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan desain grafis pada awal abad ke-20.

Kata Desain Grafis pertama kali digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul “New Kind of Printing Calls for New Design” yang ditulis oleh William Addison Dwiggins, seorang desainer buku Amerika. Raffe’s Graphic Design, yang diterbitkan pada tahun 1927, dianggap sebagai buku pertama yang menggunakan istilah Desain Grafis pada judulnya.

Jan Tschichold merumuskan prinsip-prinsip dasar tipografi modern pada tahun 1928 dalam bukunya yang berjudul “New Typography”. Tschichold, Bauhaus, Herbert Bayer, Laszlo Moholy-Nagy, dan El Lissitzky adalah tipografer yang berpengaruh besar dalam ilmu desain grafis yang kita kenal hingga sekarang ini. Pada tahun-tahun berikutnya desain grafis mendapat banyak pengakuan dan mulai banyak diterapkan. Pasca Perang Dunia II, kebutuhan akan desain grafis meningkat pesat, terutama untuk propaganda, periklanan, dan tampilan kemasan produk.

Pada saat ini adanya mesin cetak dan komputer juga merupakan dua hal yang secara signifikan mempercepat perkembangan penggunaan seni desain grafis, hingga akhirnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain. Koran, majalah, tabloid, website yang sehari-hari kita lihat adalah produk desain grafis. Bahkan animasi kartun yang sering kita tonton di televisi merupakan bagian dari produk desain grafis juga yang bekerjasama dengan animator.

Prinsip Desain Grafis

 

1.    Keseimbangan (balance)

Sesuai namanya keseimbangan di sini berarti keseluruhan komponen-komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah. Desainer harus memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun gambar sehingga tidak muncul kesan berat sebelah. Ada dua pangkal pokok yang dipakai dalam menerapkan keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Di mana simetris berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar ke arah sisi dan kanan. Sedangkan asimetris berarti pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama di setiap halaman.

2.    Kesatuan (unity)

Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Dengan prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling mengikat. Karena penting adanya menyuguhkan klien sebuah desain yang mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema yang diminta.

3.    Ritme (rhythm)

Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama. Bisa juga berarti pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain grafis. Irama dihasilkan oleh unsur-unsur yang berbeda dengan pola yang berirama dan unsur serupa serta konsistensi. Jenis irama meliputi regular, mengalir(flowing), dan prosesif atau gradual.

4.    Penekanan (emphasis)

Dalam setiap bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan tersalur. Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua elemen harus ditonjolkan karena bila itu terjadi, desain akan berakhir terlalu ramai dan pensan tidak dapat disampaikan.

5.    Proporsi

Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara bagian dengan bagian lain atau bagian dengan elemen keseluruhan. Dapat diartikan pula sebagai perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran panjang, lebar, atau tinggi, sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi. 

Profesi dalam bidang desain grafis

  1. Branding Company
  2. Ilustrator   
  3. Graphic Designer 
  4. Interior Designer
  5. Fashion Designer
  6.  Art/Creative Director
  7. Product Designer
  8. UI/UX Designer
  9. Animator

Elemen-elemen dalam desain grafis




Elemen desain adalah satu hal yang terpenting dalam desain grafis. Hal nyata inilah yang akan mewujudkan prinsip desain. Layaknya sebuah tonggak yang akan menopang agar tetap kukuh. Elemen adalah dasar dari desain. Seperti halnya membangun sesuatu, kita tak bisa langsung ke atas, kita harus mulai dari dasar. Seperti itu pula desain.
Elemen-elemen desain sendiri terdiri atas 6 hal yaitu garis (line), bentuk (shape), tekstur (texture), ruang, ukuran, dan warna. Tak kenal, maka tak sayang. Yuk, kita bahas satu-satu biar lebih kenal biar nantinya jadi paham.

1.    Garis (Line)

Garis adalah sebuah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya sehingga tergambarlah sebuah garis dengan bentuk lengkung (curve) atau lurus (straight). Mampu membuat keteraturan, mengarahkan pandangan dan memberikan kesan bergerak serta memiliki karakter tertentu. Penggunaan garis dapat diaplikasikan dalam pembuatan grafik atau bagan.

2.    Bentuk (Shape)

Bentuk adalah seperangkat garis yang ditempatkan berdekatan, memiliki diameter, tinggi dan lebar. Ini merupakan obyek 2 (dua) dimensi. Berdasarkan sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu huruf, simbol, dan bentuk nyata (form). Selain itu hal ini dapat digunakan sebagai perantara sebuah ide.

3.    Tekstur (Texture)

Tekstur merupakan sebuah visualisasi dari permukaan yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda. Tekstur dapat menambah dimensi dan kekayaan sebuah layout, menegaskan atau membawa ke dalam sebuah rasa/emosi tertentu.

4.    Ruang

Ruang adalah jarak yang memisahkan antar sesuatu. Biasanya digunakan memisahkan atau menyatukan elemen-elemen layout. Ruang juga berfungsi sebagai tempat istirahat bagi mata. Dalam bentuk fisiknya, pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).

5.    Ukuran

Ukuran adalah seberapa besar atau kecil sesuatu hal. Perbandingan ukuran satu bentuk terhadap bentuk lainnya. Dengan menggunakan elemen ini kamu dapat menciptakan kontras dan penekan (emphasis) pada obyek desain, sehingga orang akan tahu sisi menarik atau menonjol dari desain itu dan melihatnya terlebih dahulu.

6.    Warna

Warna merupakan media paling akhir dalam komunikasi simbolik dan yang terpenting.Nyatanya, warna dibagi ke dalam dua section, warna yang timbul karena sinar (RGB) dan warna yang dibuat dalam unsur tinta atau cat (CMYK). Dengan warna si desainer dapat menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau menarik perhatian serta menegaskan sesuatu. Agar tidak salah dalam menginterpretasi suatu maksud dalam desain kamu,

SKALA, GOLDEN RATIO, DAN MANIPULASI

  • Skala

Skala adalah ukuran relatif dari suatu obyek, jika dibandingkan terhadap obyek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya, skala berhubungan dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang telah dimunculkan.

  • Ratio Dalam Desain Grafis

Dalam Desain Grafis, Golden Ratio menunjukkan keberadaannya cukup banyak diberbagai karya digital visual, tidak berbeda jauh dengan rasio emas pada karya seni rupa ataupun arsitektur. Golden ratio dalam desain grafis juga hadir dalam memberi keseimbangan dalam komposisi estetika.



  • Manipulasi

Manipulasi foto adalah aplikasi editing gambar teknik untuk foto-foto dalam rangka menciptakan ilusi atau penipuan (berbeda dengan tambahan belaka atau koreksi), melalui cara-cara analog atau digital.



Typografi

 

Typografi dalam desain grafis merupakan satu elemen yang sangat krusial dan juga merupakan  elemen yang paling sering dipakai untuk melengkapi suatu desain. Coba perhatikan desain di sekeliling kalian, desain poster, desain suatu produk, desain iklan, semua mengandung unsur tipografi.seperti yang kita tahu, desain grafis merupakan suatu bentuk komunikasi visual. Maka dari itu, unsur yang ada di dalamnya juga harus memancarkan informasi yang ingin disampaikan. Hal ini berlaku untuk tipografi. Pemilihan tipografi yang benar membantu menyampaikan informasi yang ingin disampaikan secara tepat.
Seni tipografi adalah sebutan bagi tipografi dalam desain grafis. Seni tipografi menitik beratkan pada pengaturan huruf sebagai elemen utama dalam desain yang ingin dibuat. James Craig membagi tipografi menjadi 5 kategori, antara lain:
1. Roman 
2. Egyptian 
3. Sans Serif 
4. Script 
5. Miscellaneous

Sumber

Komentar

Postingan Populer